Sabtu, 22 Mei 2010

Kenapa Inovasi Pendidikan itu perlu? (2)

Adakah alasan lain selain karena untuk mendongkrak nilai Indeks Pembangunan manusia (IPM) sehingga Inovasi Pendidikan diperlukan?
Ada. Karena dengan inovasi pendidikan maka diharapkan tersedia pendidikan yang mencukupi dan merata bagi seluruh rakyat sehingga dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut Tilaar (2004) pendidikan berperan penting untuk mengatasi kemiskinan karena salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Suryadi (2008) mengatakan bahwa pembangunan pendidikan berperan penting dalam memberantas kemiskinan lewat perluasan akses dan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan dasar dan jenjang lanjutannya sehingga setiap orang mampu menjadi pekerja mandiri dan produktif.

Daftar Pustaka
Suryadi, Ace. 2008. Kependudukan dan Pembangunan Pendidikan. [homepage of Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)] available at: http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/070/j70_01.pdf diakses pada tanggal 14 Maret 2010.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Adi Mahasatya.

Jumat, 21 Mei 2010

Kenapa Inovasi Pendidikan itu perlu?

Kenapa Inovasi Pendidikan itu perlu? It's simply because :
dalam kurun tahun 1995-2003 peringkat IPM Indonesia terus mengalami penurunan, yakni peringkat 104 pada tahun 1995, pada tahun 2000 turun menjadi peringkat 109, pada tahun 2002 turun ke peringkat 110, Lalu peringkat 112 pada tahun 2003. Mulai tahun 2004 Indonesia mulai meningkat menjadi peringkat 111, pada tahun 2005 menjadi peringkat 110. Memasuki 2006, posisi Indonesia berada di peringkat 108, dan pada tahun 2007 menjadi urutan 107 (Suryadi, 2008). Meskipun telah mengalami peningkatan-peningkatan, peringkat IPM Indonesia dalam kancah internasional masih perlu ditingkatkan karena peringkatnya yang masih jauh dibawah negara-negara Asia lainnya. Salah satu caranya adalah dengan inovasi pendidikan.
Anda setuju?

Daftar Pustaka
Suryadi, Ace. 2008. Kependudukan dan Pembangunan Pendidikan. [homepage of Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)] available at: http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/070/j70_01.pdf diakses pada tanggal 14 Maret 2010.

Mengenal Inovasi Pendidikan

Secara etimologis, inovasi berasal dari bahasa latin “innovo” yang berarti mengubah atau memperbarui sehingga dalam kata inovasi terkandung makna adanya perubahan atau perbaruan. Perubahan atau perbaruan tersebut tentu saja dilakukan secara sengaja/terencana untuk menuju kearah yang lebih baik (Ihsan, 1997).

Ibrahim (1988) dalam Ihsan (1997) mengatakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi yang dilakukan dalam bidang pendidikan atau inovasi yang ditujukan untuk memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.

Kenapa dunia pendidikan Indonesia memerlukan inovasi? Setidaknya ada 5 alasan kenapa inovasi pendidikan perlu dilakukan (Ihsan, 1997):
1. Terjadi perkembangan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan budaya di Indonesia.
2. Pertumbuhan penduduk yang menyebabkan daya tampung dan fasilitas yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.
3. Kesadaran masyarakat untuk memperoleh pendidikan meningkat sedangkan kesempatan masih kurang.
4. Mutu pendidikan dianggap makin menurun.
5. Belum berfungsinya kelembagaan secara efektif dan belum tumbuhnya suasana dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan sesuai tuntutan jaman.

Daftar Pustaka
Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Senin, 17 Mei 2010

Mengenal Sekolah Alam Ar-Ridho

A. Sejarah
Embrio Sekolah Alam Ar-Ridho berdiri sejak tahun 1995 yang dirintis dengan didirikannya Taman Kanak-kanak Ar-Ridho. Karena perkembangannya yang pesat dan karena dilandasi keinginan untuk turut memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan di Indonesia serta adanya dorongan dari masyarakat untuk menyediakan sekolah pada jenjang lanjutan TK maka pada tahun 2006 sekolah Alam Ar-Ridho didirikan dan lokasinya dipindah ke lokasinya saat ini, di Jl. Kelapa Sawit I Blok AA Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang 50271.
Keberadaan Playgroup, TK, SD, dan SMP yang berada dalam satu lokasi, mirip dengan konsep sekolah satu atap pada sekolah formal negeri/swasta lainnya, namun perbedaannya adalah jika disekolah lain, konsep satu atap yang diterapkan masih pada lokasi saja sementara pengelolaan sekolah diserahkan pada masing-masing sekolah sedangkan pada Ar Ridho, konsep satu atapnya meliputi seluruh aspek pada manajemen pengelolaan sekolah. Mulai dari sarana prasarana hingga guru. Di Sekolah Alam Ar-Ridho, tenaga pengajar SMP bahkan bisa turut mengajar SD jika dibutuhkan atau sebaliknya asalkan sesuai kompetensinya (wawancara, 2010).
Sekolah Alam Ar-Ridho dalam pengelolaannya banyak mengacu pada sekolah Alam School of Universe (SOU) di Parung Bogor dan Sekolah Alam Ciganjur yang dinilai sudah berjalan dan cukup berhasil.

B. Visi
Visi Sekolah Alam Ar-Ridho adalah “Mensinergikan intelektual, emosional, spiritual menuju generasi Khoiru Ummah”

C. Misi
Untuk mencapai visinya tersebut Sekolah Alam Ar-Ridho menetapkan misi-misinya sebagai berikut :
1. Mendidik siswa berakhlakul karimah.
2. Mendidik siswa berakidah lurus.
3. Membiasakan siswa menyukai ibadah.
4. Membiasakan siswa bersikap ilmiah.
5. Membiasakan siswa memiliki stabilitas emosi yang baik.
6. Mendidik siswa berjiwa kepemimpinan.
7. Membiasakan siswa hidup sehat dan bugar.
8. Membiasakan siswa berwawasan lingkungan.

D. Kurikulum
Kurikulum yang dianut pada Sekolah Alam Ar-Ridho ini mengacu pada standart Diknas dan disusun bersama-sama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk Kurikulum SD. Untuk Kurikulum SMP disusun bersama sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

E. TUGAS/KEWENANGAN
Adapun tugas/kewenangan masing-masing adalah :
Yayasan Ar-Ridho
1. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Sekolah Alam Ar-Ridho (direktur, kepala sekolah, guru, dll).
2. Mengatur keuangan Sekolah Alam Ar-Ridho.
3. Membuat kebijakan-kebijakan strategis.

Komite Sekolah
1. Membantu kegiatan Sekolah jika ada kegiatan yang sifatnya insidentil.
2. Membantu Sekolah dalam penggalian dana alternatif.
3. Menampung aspirasi orangtua untuk disampaikan kepada Sekolah.

Direktur
1. Koordinator dari Unit-unit Sekolah ( PAUD dan TK, SD, SMP )
2. Bertanggungjawab kepada Yayasan terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar pada Sekolah Alam Ar-Ridho.
3. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan kerumahtanggaan Sekolah Alam Ar-Ridho.
4. Bertanggungjawab terhadap operasional harian kegiatan belajar mengajar.

Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan dan Administrasi Sekolah, membawahi 2 staff (teller dan kesekretariatan).

Teller
sebagai juru bayar dan penerima pembayaran dari masing-masing unit (sekolah).

Kesekretariatan Sekolah.
1. Mengadministrasikan jumlah murid, tenaga pengajar, pengelola dan seluruh tenaga pendukung.
2. Mengurusi surat-menyurat.
3. Mencatat inventarisasi barang milik sekolah.

Kepala Sekolah TK/SD/SMP
1. mengkoordinasikan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Menjembatani/memfasilitasi guru dan orang tua murid dengan sekolah.
3. Mengajar sesuai mapel yang diampu.

Bendahara Sekolah ( TK/ SD/SMP)
Bendahara sekolah dirangkap oleh salah satu guru, adapun tugas/kewenangannya adalah :
1. Mengelola keuangan sekolah sesuai APBS yang telah diajukan.
2. Bertanggungjawab dan melaporkan penggunaan keuangan pada Kepala Sekolah

Guru
1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai mapel yang diampunya
2. Mendampingi anak didik (bagi walikelas)

F. SARANA PRASARANA SEKOLAH
1. Kantor Direktur dan Administrasi
2. Kantor Guru
3. Laboratorium Komputer
4. Laboratorium Audiovisual
5. Perpustakaan
6. Laboratorium IPA
7. Koperasi
8. Kebun Sayuran
9. Kandang kelinci
10. Kebun Hidroponik
11. Kandang Kompos

Kelembagaan Sekolah Alam Ar-Ridho

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Membahas tentang pendidikan dari sisi manapun selalu merupakan hal yang menarik. Sudut pandang apapun yang kita ambil : apatis, pesimis, ataupun optimis selalu menghasilkan. Pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa tidak dapat dipungkiri karena dapat dikatakan pendidikan berperan besar dalam penciptaan dan perbaikan sumberdaya manusia.
Keresahan masyarakat terhadap dunia pendidikan sudah berlangsung sejak beberapa dekade lalu. Ivan Illich pada periode 1970-an mengemukakan gagasannya tentang deschooling society (masyarakat tanpa sekolah). Illich mengatakan bahwa jika pengetahuan dan tingkat kedewasaan masyarakat sudah berkembang maka institusi-institusi pendidikan formal tidak lagi diperlukan. Masyarakat akan mampu menjalankan fungsi pendidikan lewat elemen sosial dan budaya yang luas, tanpa harus terikat kelembagaan seperti sekolah.
Esensi pendidikan yang sebenarnya adalah menjadikan diri manusia sebagai pembelajar sepanjang hayat (www.sekolahalamarridho.wordpress.com). Demikian juga salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam UU No. 20/2003 Pasal 4 Ayat (3) menyatakan, “Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat”. Di Indonesia sendiri, keresahan terhadap dunia pendidikan Indonesia seperti menemukan salurannya dengan ditetapkannya UU Nomor. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang banyak memberikan peluang bagi munculnya metode-metode pendidikan alternatif seperti homeschooling, sekolah alam dan lain sebagainya.
Kerisauan mengenai penyelenggaraan sekolah yang ada sekarang ini, telah memicu beberapa pihak untuk mendirikan sekolah dengan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah formal, diantaranya Romo Mangun dengan SD Mangunan di Yogyakarta, Prof Dr Muchlas Samani mendirikan Sekolah Alam Insan Mulia di Surabaya dan Ahmad Bahruddin dengan SMP Alternatif Qaryah Thayyibah-nya di Salatiga. Di Semarang, sejak tahun 2006 juga telah berdiri sebuah sekolah dengan konsep yang sama, yaitu Sekolah Alam Ar-Ridho.

Rumusan Permasalahan
Mengelola suatu lembaga pendidikan bukanlah hal yang mudah. Terlebih bila lembaga pendidikan tersebut didirikan atas suatu idealisme tertentu dan tanpa adanya dukungan pendanaan dari sumber-sumber yang mapan (seperti dari pemerintah misalnya). Untuk itu diperlukan pengelolaan sekolah yang baik agar terbentuk sekolah yang lebih efisien namun tetap memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Permasalahan kelembagaan yang sering timbul dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan, diantaranya berasal dari individu, yaitu motivasi individu dalam menciptakan pendidikan yang ideal sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kepemimpinan individu dalam menciptakan hubungan atasan-bawahan yang kondusif, serta masalah-masalah individu lain, baik yang berasal dari orang-orang pada organisasi maupun di luar organisasi yang terkait dengan tujuan lembaga tersebut. Permasalahan lembaga pendidikan yang kedua adalah pada aras organisasi, yaitu pada manajemen strategis (visi-misi lembaga), kultur lembaga yang terbentuk, Sumber Daya Manusia yang mendukung lembaga, sumber keuangan lembaga, baik sumber asal keuangan maupun bagaimana pengaturan keuangan dijalankan, sumber informasi yang masuk dan keluar dari lembaga pendidikan tersebut, infrastruktur yang mendukung serta komunikasi dan interrelationships yang terjadi pada lembaga tersebut. Permasalahan lembaga pendidikan yang ketiga, adalah pada sistemnya, yaitu pada keseluruhan proses yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pada lembaga pendidikan tersebut, tidak menyalahi kebijakan dan peraturan yang berlaku di tingkat yang lebih tinggi.
Tulisan ini akan mencoba melakukan pengkajian kelembagaan (institutional assessment) pengelolaan sekolah pada Sekolah Alam Ar-Ridho, dilihat dari 3 (tiga) aras/dimensi meliputi Individu, Organisasi dan Sistem.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam tulisan ini adalah : Bagaimanakah Kelembagaan Pengelolaan Sekolah pada Sekolah Alam Ar-Ridho?


KAJIAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SEKOLAH
Kajian Pada Aras Individu
Motivasi
Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja dan prestasi anggota lembaga telah dijelaskan Gitosudarmo (2003). Sebenarnya personal pada Sekolah Alam Ar-Ridho memiliki motivasi yang kuat untuk berkarya di Sekolah Alam Ar-Ridho. Motivasi tersebut dilandasi oleh semacam keyakinan pada diri mereka bahwasanya yang mereka lakukan tidak semata-mata bekerja dalam arti mencari nafkah belaka tapi juga beribadah (Wawancara, 2010). Dilihat dari aspek kesehatan maka dapat diketahui bahwa lingkungan kerja di Sekolah Ar-Ridho sudah cukup menunjang terciptanya lingkungan kerja yang sehat baik sehat fisik maupun mental. Upaya untuk mendukung sehat fisik terlihat dari adanya fasilitas yang menunjang seperti tersedianya kamar mandi dan tempat wudhu. Sedangkan upaya untuk mendukung sehat mental terlihat dari diciptakannya faktor pemuas timbul di dalam diri pelaksana sebagai hasil dari pekerjaannya dan kemudian menciptakan perasaan berprestasi, dihargai, memperoleh kemajuan, telah mengerjakan sesuatu yang penting serta rasa tanggung jawab bagi para karyawannya dalam menjalankan tugas sehingga mereka senang bekerja pada Sekolah Alam Ar-Ridho. Hal ini tentunya memotivasi para personal untuk tetap mempertahankan keberadaannya di Sekolah Alam Ar-Ridho.
Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa diantara para pengajar masih terdapat motivasi untuk mencari pekerjaan lain yang lebih aman dan memiliki kepastian penghasilan, sebagai PNS misalnya. Menurut Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho, hal tersebut diyakini terkait dengan permasalahan penghasilan (gaji). Gaji yang diberikan untuk pada para pengajar terbilang masih rendah. Seorang guru baru atau diistilahkan sebagai Calon Tenaga Kependidikan (CTK), misalnya, hanya bergaji ± Rp. 600.000/bulan pada tahun pertama. Setelah menjadi guru tetap pun penghasilan tersebut tidak mengalami peningkatan yang signifikan (kurang lebih menjadi Rp. 1.000.000,-). Untuk masa sekarang gaji sebesar itu hanya dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan dasar saja yang meliputi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal (analisa, 2010).
Fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan hirarki kebutuhan yang disampaikan oleh Abraham Maslow. Dengan tingkat pendapatan sebesar itu maka guru pada sekolah Alam Ar-Ridho masih berada pada tingkat pemenuhan kebutuhan dasar saja. Karena manusia memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya pada tingkat yang lebih tinggi maka mereka berusaha mencapainya dengan cara mencari pekerjaan yang lebih mapan dari sisi finansial. Bila dilihat dari teori dua faktor (Motivation-Hygine theory) Herzberg maka terdapat faktor-faktor rasa ketidakpuasan pada sebagian pendidik berupa status pekerjaan/jabatan dan gaji. Maka dapat dipahami bila diantara karyawan (Tenaga Pengajar) Sekolah Alam Ar-Ridho masih berkeinginan untuk mendapatkan status pekerjaan yang tetap dan gaji yang lebih besar, diantaranya dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Motivasi untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik tersebut secara umum tidak mempengaruhi kinerja guru yang bersangkutan maupun sekolah.

Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor yang cukup penting bagi organisasi. Kepemimpinan pada Sekolah Alam Ar-Ridho ini dapat dilihat pada 1). Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho, 2). Kepala Sekolah masing-masing baik Kepala Sekolah TK, Kepala Sekolah SD, Kepala Sekolah SMP dan juga 3). Staf.
Berdasarkan kesan yang ditimbulkan selama proses wawancara, Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho memiliki sikap kepemimpinan yang baik, dalam arti memiliki ciri-ciri pemimpin yang baik sebagaimana berikut (Gitosudarmo, 1993):
1. Bisa menyampaikan konsep-konsep, ide-ide, gagasan, serta pengaturan-pengaturan yang ada padanya kepada orang lain.
2. Memberikan suri tauladan yang baik kepada anak buah (bawahan), dapat membangkitkan semangat kerja kepada teman sekerja ataupun karyawan dan memberikan kesempatan serta dorongan kepada bawahan atau karyawan untuk berinisiatif dan memperoleh kemajuan-kemajuan.
3. Kaderisasi. Seorang pemimpin haruslah dapat mengusahakan dan mencari serta menimbulkan kader-kader yang baru yang akan menggantikannya dalam melaksanakan kesinambungan pelaksanaan tugas-tugas.
4. Menunjukkan adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
5. Bersifat terbuka terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas-tugasnya kepada orang lain ataupun bawahan.
6. Jujur, baik dalam arti tidak berkata bohong, maupun menerima keadaan seperti apa adanya.
Adanya pembagian tugas yang jelas serta adanya pola hubungan wewenang dan tanggung jawab antara pimpinan dan bawahannya di Sekolah Alam Ar-Ridho juga merupakan faktor pendukung terwujudnya kepemimpinan yang baik tersebut. Pola kepemimpinan ini lebih diperlukan karena wewenang dan tanggungjawabnya memiliki ruang lingkup yang lebih luas yaitu menaungi TK, SD dan SMP serta dan bersifat multi aspek, tidak hanya memperhatikan sistem pengajaran saja namun juga laboratorium, perpustakaan, karyawan dan urusan administrasi. Sedangkan Kepala Sekolah pada masing-masing tingkatan sekolah berupaya untuk menerapkan pola kepemimpinan yang mengutamakan aspek persahabatan (considering) yakni mengacu pada tingkah laku yang bersifat kesetiakawanan, penghargaan, dan kehangatan dalam pergaulan antara pemimpin dan anak buahnya. Hal ini disebabkan batas tugas fungsional tidak begitu terpisah karena pada dasarnya seorang kepala sekolah juga memiliki fungsi untuk mengajar para siswanya. Kepemimpinan pada para staf juga telah dilakukan misalnya adanya pemanfaatan sumber daya manusia sesuai dengan kemampuan, ketrampilan dan sifat-sifat kepribadiannya masing-masing.
Kepemimpinan memiliki sifat-sifat umum yang universal maupun yang bersifat khusus. Gaya kepemimpinan akan berhasil apabila sesuai dan ditopang oleh situasi dan kondisi serta budaya yang berlaku bagi kelompok/bangsa itu sendiri (Gitosudarmo, 1993). Analisa berdasarkan wawancara dengan pimpinan Sekolah Alam Ar-Ridho dapat diperoleh gambaran mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan di sekolah tersebut yaitu menggunakan pendekatan sikap/tingkah laku (attitudinal/behavioral approach).

Kajian Pada Aras Organisasi
Bentuk, Struktur Organisasi dan Tugas/Kewenangan
Berdasarkan bentuknya, Sekolah Alam Ar-Ridho menerapkan bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti Sedangkan struktur organisasinya berupa organisasi garis dan staff yang memiliki kelebihan dapat digunakan dalam organisasi besar maupun kecil, terdapat pembagian tugas antara pemimpin dengan staf ahli, bakat yang berbeda dari karyawan dapat dikembangkan menjadi spesialisasi tertentu, penempatan orang pada posis yang tepat dapat diterapkan dengan baik, pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat, koordinasi lebih baik, dan semangat kerja akan bertambah karena sesuai bakat dan keahlian. Sedang keburukannya adalah rasa solidaritas karyawan agak berkurang, perintah bisa menjadi kabur, kesatuan komando berkurang, koordinasi kurang baik pada tingkat staf.
PP No. 19 tahun 2005 mensyaratkan Tenaga kependidikan pada TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala TK/RA dan tenaga kebersihan TK/RA. Untuk SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. Untuk SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. Karena Sekolah Alam Ar-Ridho sendiri terdiri dari TK, SD dan SMP maka beberapa fasilitas (misalnya perpustakaan) yang ada digunakan secara bersama-sama sehingga dari sudut pandang ini Sekolam Alam Ar-Ridho sudah memenuhi ketentuan tersebut.
Struktur organisasi Sekolah Alam Ar-Ridho saat ini sudah cukup ramping dan berdasarkan pengamatan penyusun, sudah mampu menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Struktur organisasi Sekolah Alam Ar-Ridho juga sudah mencerminkan adanya pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi formal, adanya rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen, saluran komunikasi, penggunaan komite dan rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.
Justru yang menjadi perhatian adalah hubungan antara Yayasan Ar-Ridho dengan Sekolah Alam Ar-Ridho yangmana yayasan memiliki kewenangan sangat luas sementara Sekolah menjadi sub ordinat yayasan.
Seyogyanya Sekolah Alam Ar-Ridho memiliki independensi yang lebih luas lagi. Adapun fungsi yayasan sebaiknya lebih pada supervisi dan memberikan bantuan dana jika diperlukan. Sekolah semestinya diberi wewenang untuk menerima dan mengelola sendiri penerimaannya baik yang bersumber dari SPI atau SPP maupun sumber-sumber lain.
Fungsi Komite Sekolah sebagai salah satu bentuk partisipasi dan kemitraan antara pengelola dengan masyarakat dalam pendidikan ternyata juga belum optimal karena meskipun komunikasi dengan sekolah cukup intens namun ternyata fungsi-fungsi Komite Sekolah sebagaimana diamanatkan Permendiknas Nomor. 19/2007 yang diantaranya meliputi 1). Memberikan masukan dalam rangka penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah. 2). Memberikan pertimbangan dalam penyusunan rencana kerja dan struktur organisasi sekolah. 3). Memberikan persetujuan terhadap suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kerja. 4). Menerima pertanggungjawaban kegiatan non akademik dari kepala sekolah, menerima laporan hasil belajar dan APBS. 5). Memantau pengelolaan sekolah, dan lain sebagainya belum terlaksana dengan optimal.

Manajemen Strategis
Smith (1994: 14) dalam Djunaedi (2002 : 7) mengartikan visi kurang-lebih sebagai gambaran yang jelas (clear image) tentang wujud masa depan yang mengendalikan rencana strategis. Pengertian visi ini dijelaskan lebih lanjut oleh Hunt dkk (1997: 51-52) sebagai berikut:
"Visi untuk suatu institusi merupakan perwujudan yang institusi tersebut ingin menjadi pada suatu waktu di masa depan bila impian dan aspirasi dari yang memegang kepemimpinan telah membuahkan hasilnya. Visi tersebut dapat saja meliputi jalur-jalur alternatif institusi tersebut akan mengikuti dan tentu saja mungkin tidak konsisten dengan kondisi internal saat ini. Visi tersebut dapat juga meliputi hal-hal yang hanya sedikit (bila ada) pemimpin yang berpendapat bahwa visi akan terwujud dengan cara yang dijelaskan pada saat ini. Hal ini disebabkan karena perubahan teknologi atau perubahan perundang-undangan yang membuat sulit, bahkan tidak mungkin, untuk mempunyai gambaran yang jelas dan rinci tentang wujud visi tersebut."
Visi dapat ditulis sebagai "kata benda" yang menjelaskan suatu keadaan yang diimpikan dan tidak harus dinyatakan secara rinci, Hunt dkk (1997: 53) menekankan bahwa yang utama pernyataan visi harus mampu mendorong kita untuk berpikir tentang masa depan secara kreatif tanpa memikirkan kendala apapun seperti anggaran, preseden, dan apakah hal tersebut diterima oleh pihak lain atau tidak. Contoh visi bagi suatu negara, misal: Indonesia di masa depan ingin mewujudkan diri sebagai "masyarakat yang adil dan makmur". Pernyataan visi perlu aspiratif dan mengandung harapan, seperti saran Kouzes dan Posner (dalam Bryson, 1988: 194 dalam Djunaedi, 2002 : 8) bahwa:
"Visi berfokus pada masa depan yang lebih baik.
Visi memberi harapan dan impian.
Visi memegang nilai-nilai bersama.
Visi menyatakan hasil yang positif.
Visi menekankan kekuatan dari kelompok yang bersatu.
Visi menggunakan kata-kata penggambaran, citra dan metafor.
Visi mengkomunikasikan entusiasme dan kesenangan yang membahagiakan."
Berdasarkan rumusan Smith, Hunt dkk serta Kouzes dan Posner diatas, visi Sekolah Alam Ar-Ridho tersebut sudah dapat diterima. Visi kemudian diterjemahkan kedalam Misi. Djunaedi (2002) mengatakan bahwa Bryson (1988: 96) membedakan misi dengan visi dengan penjelasan sebagai berikut:
"Misi... menjelaskan maksud (purpose) organisasi dan mengapa (why) perlu melakukan yang dikerjakan saat ini; sedangkan visi menjelaskan seperti apa (what) organisasi tersebut akan menjadi [di masa depan] dan bagaimana (how) organisasi tersebut akan berperilaku (behave) ketika misinya tercapai."
Secara singkat, misi menunjukkan "apa yang dilakukan" atau "daftar dan karakteristik layanan yang diberikan". Dengan demikian, misi ditulis sebagai "kata kerja". Dalam menuliskan misi, Merson dan Qualls (1979: 25) menyarankan bahwa:
"Dalam kerangka perundangan yang berlaku, suatu lembaga sebaiknya menyatakan misinya dalam ungkapan yang luas dan umum. Pernyataan misi sebaiknya disusun dalam kata-kata yang memungkinkan fleksibilitas yang maksimum dalam menanggapi perubahan situasi....Misi sebaiknya dinyatakan secara singkat, tidak lebih dari beberapa alinea, dan,...sebaiknya ditulis dengan bahasa yang tidak teknis dan mudah dimengerti...."
Misi Sekolah Alam Ar-Ridho dengan demikian juga sudah sesuai dengan pendapat-pendapat diatas. Mulyadi dan setyawan (2001 : 421) mengatakan bahwa perumusan strategi sangat menentukan masa depan organisasi karena perumusan strategi memungkinkan organisasi untuk melakukan trendwatching dan envisioning. Bryson (1988: 163) dalam Djunaedi (2002 : 48) menjelaskan tentang strategi sebagai berikut:
"Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya yang menunjukkan jatidiri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antara organisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk mencapai visi tersebut)."
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho tidak menyusun strategi maupun tujuan organisasinya. Sekolah Alam Ar-Ridho masih dalam proses mencari bentuk pengelolaan sekolah yang paling sesuai. Dapat disimpulkan meskipun Sekolah Alam Ar-Ridho sudah menyusun visi dan misi namun Sekolah Alam Ar-Ridho tidak melakukan perencanaan strategis. Dokumen perencanaan yang disusun adalah Rencana Pokok Pengajaran sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar yang disusun oleh tiap satuan pendidikan untuk masa berlaku 1 (satu) tahun sementara rencana jangka menengah dengan jangka waktu perencanaan 4 (empat) tahun sebagaimana diamanatkan Permendiknas Nomor. 19/2007 tidak disusun.

Kultur
Berdasarkan wawancara terhadap Ibu Mia Inayati Rahmania, direktur Sekolah Alam Ar-Ridho dan pada kesempatan yang berbeda dengan Ibu Tri Windarti, Kepala Sekolah SD Ar-Ridho nilai-nilai yang dikembangkan di Sekolah tersebut adalah nilai-nilai Islami. Maksudnya adalah bahwa semua hal dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keislaman dengan tujuan untuk menciptakan akhlak sivitas akademika Sekolah Alam Ar-Ridho yang baik (islami). Nilai-nilai tersebutlah yang kemudian melandasi visi dan misi Sekolah Alam Ar-Ridho. Melalui penerapan nilai-nilai tersebut diharapkan visi dari Sekolah Alam Ar-Ridho dapat tercapai.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tentu saja juga dibangun kultur akademis yang kuat diantara sivitas akademikanya seperti ilmiah dan rasional. Dalam pengelolaan Sekolah Alam Ar-Ridho juga ditemui adanya kultur Social Entrepreneurship, yakni adanya penciptaan solusi inovatif terhadap masalah sosial dan memobilisasi gagasan, kapasitas, sumberdaya dan tatanan sosial yang diperlukan bagi transformasi sosial yang berkelanjutan. Kultur Social Entrepreneurship ini memiliki ciri-ciri:
1. Tidak menyerah sebelum berhasil menyebarkan ide-ide mereka.
2. Bertindak secara berani tanpa dibatasi oleh sumber daya tersedia.
3. Memecahkan masalah-masalah sosial yang tidak dilakukan secara memadai oleh lembaga pemerintah dan mekanisme pasar.

Sumber Daya Manusia (SDM)
PP. No. 19 Tahun 2005 mensyaratkan kualifikasi pendidik pada setiap jenjang pendidikan untuk pendidik pada tingkat PAUD memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1), latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi dan sertifikat profesi guru untuk PAUD. Untuk pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1), latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi dan sertifikat profesi guru untuk SD/MI. Adapun pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1), latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka diketahui bahwa dari sisi tingkat pendidikan, para pendidik (guru) di Sekolah Alam Ar-Ridho sudah memenuhi syarat, namun dari sertifikasi terhadap profesinya, belum ada pendidik yang bersertifikasi. Hal ini dapat dimaklumi karena pada kenyataannya program sertifikasi guru sampai saat ini juga belum berjalan lancar.
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, Sekolah Alam Ar-Ridho menggali informasi dari berbagai sumber. Baik melalui teknologi, seperti internet dan televisi, melalui hubungan kekerabatan dengan orang tua siswa maupun dengan mendatangkan pihak-pihak luar yang berkompeten seperti narasumber. Yayasan Sekolah Alam Ar-Ridho juga rutin melakukan studi banding ke sekolah-sekolah terdekat maupun ke sekolah yang kompeten seperti Sekolah Alam di Parong (School of Universe).
Berdasarkan sumber informasi, dapat diketahui bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho telah berupaya untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan melibatkan pihak lain. Tidak hanya membatasi pada kemampuan internal sekolah, pihak sekolah juga memberikan peluang bagi orang tua untuk berpartisipasi. Keberadaan sumber-sumber informasi ini sebaiknya tetap dipertahankan bahkan dapat terus dikembangkan dengan menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah internasional.
Namun sayangnya dalam rangka memperkenalkan keberadaan Sekolah Alam Ar-Ridho, selain lewat internet sekolah hanya mengandalkan hubungan kekerabatan dengan orang tua berupa informasi dari mulut ke mulut. Pada saat ini pihak yayasan belum memasang iklan-iklan di televisi maupun pemasangan poster untuk memperkenalkan Sekolah Alam Ar-Ridho ini.

Keuangan
Sumber keuangan Sekolah Alam Ar-Ridho berasal dari pemerintah dan orang tua siswa. Pemerintah memberikan bantuan dana berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersifat rutin dan DAK yang bersifat tidak rutin dari APBN, sedangkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkot Semarang memberikan sumbangan dalam bentuk Bantuan Pengembangan Pendidikan (BPP) Sumbangan yang diberikan oleh orang tua berupa Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP). SPI berasal dari sumbangan yang diberikan siswa pertama kali masuk ke sekolah tersebut. Sedangkan SPP diberikan siswa sebagai iuran bulanan. Dana-dana tersebut kemudian diolah oleh Pihak Yayasan Sekolah Alam Ar-Ridho. Mekanisme pengelolaan keuangan sekolah sebagai berikut :
1. Semua penerimaan sekolah masuk ke kas Sekolah melalui bagian keuangan.
2. Sekolah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), oleh kepala sekolah RAPBS diajukan kepada Direktur Sekolah.
3. Direktur Sekolah mengajukan kepada Yayasan Ar-Ridho.
4. Jika disetujui maka Bendahara Sekolah mengambil uang tersebut di Bag. Keuangan dalam bentuk block grant (gelondongan).
5. Pada akhir tahun Sekolah mempertanggungjawabkan pengeluaran keuangan kepada Direktur untuk kemudian diteruskan kepada Yayasan.
Berdasarkan sumber keuangan tersebut, dapat diketahui bahwa sumber-sumber keuangan Sekolah Alam Ar-Ridho cukup bervariasi. Sumber keuangan tersebut telah melibatkan pemerintah dan masyarakat. Namun berdasarkan wawancara, diketahui bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho juga mencari sumber keuangan lain yang melibatkan pihak swasta lain untuk mendukung keuangan sekolah tersebut.

Infrasruktur
Infrastruktur yang terdapat di Sekolah Alam Ar-Ridho bervariasi. Namun pada dasarnya digunakan untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan kapasitas para siswa. Infrastruktur yang terdapat di Sekolah Alam Ar-Ridho selain ruang kelas dan ruang administrasi adalah perpustakaan, laboratorium yang digunakan dalam rangka penerapan berbagai ilmu-ilmu pengetahuan seperti kebun, laboratorium komputer, audio visual, dan laboratorium IPA. Selain itu untuk mendukung kewirausahaan juga disediakan semacam koperasi/toko. Dalam rangka mendukung peningkatan spritual siswa dan para guru juga disediakan musholla. Di sekolah ini ruang terbuka hijau juga banyak.
Melihat keberadaan infrastruktur yang tersedia maka Sekolah Alam Ar-Ridho telah berupaya menyediakan elemen pendukung keberlangsungan pendidikan di sekolah. Untuk mendukung kelancaran aktivitas di sekolah, Ar-Ridho juga menyediakan sarana dan prasarananya. Dari aspek kelembagaan infrastruktur yang ada secara umum sudah cukup untuk melaksanakan fungsinya

Komunikasi dan Interrelationships
Komunikasi dan Interrelationships antar personal dalam sekolah Alam Ar-Ridho menggunakan metode semi formal dengan jaringan komunikasi berbentuk lingkaran. Komunikasi semi formal disini maksudnya bahwa komunikasi formal (lateral, diagonal, keatas, kebawah) yang mengedepankan tugas dan tanggungjawab masing-masing orang tetap dilaksanakan namun terdapat nilai-nilai kekeluargaan dan keramah-tamahan yang melandasi.
Pedoman untuk meningkatkan efektifitas komunikasi organisasi yang baik telah disusun oleh American Management Association pada tahun 1955 yaitu sebagai berikut (Handoko, 2003) :
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu, dalam perencanaan komunikasi
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan balik
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan
8. Perhatikan konsistensi komunikasi
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk dimengerti.
Berdasarkan analisa dan wawancara, metode diatas telah diterapkan oleh pengelola Sekolah Alam Ar-Ridho. Komunikasi antara pengelola dan orang tua murid bahkan dilakukan sejak masa pendaftaran melalui wawancara untuk menyamakan visi antara orang tua dengan sekolah tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam Ar-Ridho. Lewat wawancara, atau lebih tepat disebut sebagai diskusi, orang tua diberikan pemahaman tentang pembelajaran di Sekolah Alam Ar-Ridho.
Komunikasi yang baik juga telah dilakukan pada Sekolah Alam Ar-Ridho. Komunikasi tersebut meliputi komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal diwujudkan melalui pertemuan dua mingguan dan pertemuan insidental antara para pengelola sekolah. Sedangkan komunikasi ekternal diwujudkan melalui komunikasi antara pihak sekolah dengan para orang tua misalnya melalui laporan evaluasi kegiatan belajar siswa dan pertemuan antara pihak sekolah dengan komite sekolah serta pertemuan antara pihak sekolah dengan pihak lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran sekolah.

Kajian Pada Aras Sistem
Pada aras sistem, terdapat faktor-faktor eksternal diluar sistem yang mempengaruhi kondisi pengelolaan Sekolah Alam Ar-Ridho. Diantaranya meliputi kondisi sosial politik, pemerintahan/sektor publik, ekonomi dan teknologi, lingkungan fisik dan memasuki masa globalisasi dan perdagangan bebas ini, faktor kondisi global juga turut mempengaruhi.
Pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut hanya dikenal 3 satuan pendidikan yang meliputi : 1). pendidikan formal, yakni jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 2). Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, serta 3). Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Sekolah Alam Ar Ridho termasuk dalam pendidikan formal, substansi yang diajarkan atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dianut juga merujuk pada ketentuan-ketentuan PP Nomor. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, sehingga pada aras sistem kedudukan Sekolah Alam Ar Ridho pada hakekatnya sama saja seperti sekolah-sekolah lain baik negeri maupun swasta.
Keistimewaannya adalah metode yang digunakan berbeda dengan sekolah lainnya. Bila dikaji keberadaannya dari aspek legal formal, maka keberadaan Sekolah Alam Ar-Ridho tidak berbeda dengan sekolah formal lainnya yang mengacu pada peraturan yang berlaku. Pendiriannya didasarkan atas akte notaris, dan penyelenggaraannya atas ijin dari Dinas Pendidikan Kota Semarang.

School Based Management
Kebijakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagai perwujudan dalam pemberian otonomi pendidikan sepenuhnya dan sekaligus merupakan upaya reorientasi penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah (Depdiknas, 2002 dalam Subijanto, 2007). Hal ini terkait dengan berubahnya pola pengelolaan pendidikan dari sentralistik menuju desentralistik. Dengan demikian, diharapkan pencapaian mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal karena pengelolaan pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan (sekolah) sendiri secara otonom dan mengacu pada peraturan perundang-undangan.
Penerapan MBS pada Sekolah Alam Ar-Ridho, menurut pengamatan, dapat dikatakan sudah ada dimana sekolah mampu mengelola dirinya sendiri dengan baik dan berdasarkan pada karakteristiknya yang khas. Namun keberadaan Komite Sekolah sebagai salah satu elemen pokok dalam MBS masih perlu ditingkatkan eksistensinya.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Sekolah yang terletak di daerah Bukit Kencana Jaya Semarang ini cukup unik. Separuh proses pembelajarannya dilakukan di kelas, sedangkan setengahnya lagi di luar ruangan. Sekolah Alam Ar Ridho memadukan kurikulum Diknas, dan kurikulum khas sekolah alam di tiga tingkatan pendidikan yang dikelola, yaitu TK, SD, dan SMP.
Pada aras individu, sudah ada motivasi diantara anggota kelembagaan untuk melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, namun masih terkendala oleh kurangnya kemampuan lembaga untuk memberikan reward secara finansial. Kepemimpinan yang ada sudah mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Meskipun demikian perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan harus terus dilakukan sehingga terwujud kualitas kelembagaan yang baik (total quality management).
Pada aras organisasi, tidak adanya perencanaan strategis merupakan hal yang cukup mengejutkan mengingat sekolah ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran. Komunikasi antar personal dalam lembaga sudah berjalan baik dengan kultur yang terbangun adalah kultur Islami. Pengelolaan Sekolah Alam Ar-Ridho juga mencerminkan tumbuhnya kultur social entrepreneurship.
Pada aras sistem, kelembagaan pengelolaan sekolah seperti Sekolah Alam Ar-Ridho ini sudah menemukan tempatnya sebagai bagian dari pendidikan formal yang memiliki metode pembelajaran berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. Meskipun demikian dengan munculnya gelombang globalisasi yang tidak terbendung, maka Sekolah Alam Ar-Ridho harus mampu mempersiapkan dirinya mengingat globalisasi ibarat pedang bermata dua yang selain memiliki efek positif juga dapat menimbulkan dampak-dampak negatif apabila tidak disikapi dengan baik.

Rekomendasi
Perencanaan strategis bermanfaat sekali dalam menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dimasa datang, oleh karena itu Sekolah Alam Ar-Ridho seyogyanya segera menyusun suatu perencanaan strategis.
Pelibatan masyarakat, khususnya orang tua murid dalam pembelajaran dan pengelolaan sekolah adalah hal yang berperan penting dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) selain merupakan amanat UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, oleh karena itu pelibatan/partisipasi/kerjasama dengan masyarakat sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Peran Komite Sekolah dalam pengambilan keputusan strategis, monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran agar lebih ditingkatkan. Dengan peranan yang lebih besar diharapkan sense of belonging masyarakat terhadap Sekolah Alam Ar-Ridho juga akan meningkat. Rasa sense of belonging ini merupakan modal sosial yang sangat berarti bagi kemajuan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Buku/Artikel
Djunaedi, Achmad, Prof., Dr., Ir., MUP., 2000a, Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah, Makalah dipresentasikan dalam “Seminar dan Temu Alumni MPKD 2000”, di Werdhapura, Sanur, Bali, 27-30 Agustus 2000.
-------, 2000b, Perencanaan Strategis: Kajian dari Perspektif Perencanaan Publik, Bahan Kuliah MK Proses Perencanaan, MPKD UGM.
-------, 2002, Proses Perencanaan Strategis untuk Perkotaan (secara umum) Bahan Kuliah MK Proses Perencanaan, MPKD UGM.
-------, 1995, Perencanaan Stratejik untik Perkotaan : Belajar Dari Pengalaman Negara lain, Jurnal PWK UGM No. 19/Juni 1995
Gitosudarmo, Indriyo, Drs., M.Com., 1993, Prinsip Dasar Manajemen, Universitas Gajah Mada, Yogyakarya.
Handoko, T., Hani, Dr., MBA, 2003, Manajemen, BPFE-Yogyakarta, Cetakan XVIII.
Mulyadi dan Johny Setiawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta.
Subijanto, 2007, Komersialisasi Penyelenggaraan Pendidikan dalam Perspektif Pemenuhan Hak Warga Negara Memperoleh Pendidikan Dasar, Jakarta
Sutarto, 2002, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tilaar, H.A.R., Prof., DR., MSc.Ed., 2004, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, PT. Adi Mahasatya, Jakarta.
Usman, Husaini, Prof., DR., M.Pd., MT, 2006, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Peraturan Perundangan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Internet
http://sekolahalamarridho.wordpress.com/about/pers-release/ diunduh pada tanggal 12 Januari 2010 jam 12.30 WIB
http://blog.beswandjarum.com/thantienhidayati/2009/10/02/kajian-terhadap-wacana-manajemen-berbasis-sekolah-ditinjau-dari-perspektif-legal-basis/ diunduh pada tanggal 20 Januari 2010 jam 16.00 WIB
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0CAcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpuslitsosekhut.web.id%2Fdownload.php%3Fpage%3Dpublikasi%26sub%3Dinfo%26id%3D77&ei=xJBeS_6RC5CgkQWXqYiWAg&usg=AFQjCNGtTLQ4AR7mzjdvimpRVgSYvEsIeg&sig2=5nmn1Oe53WS7Kr2lLd7XMw diunduh pada tanggal 21 Januari 2010 jam 16.00 WIB